Jumat, 17 Desember 2010

Blitz dan Edge Melawan Para Penguasa

Masih nyambung dengan positngan saya yang ini.
Bagaimana posisi Edge dalam melawan Blade dan Jupiter sudah saya bahas di postingan yang terdahulu. Sekarang saatnya kita lihat dua “jagoan” Kawasaki dalam melawan para penguasa bebek 110-115cc.
Kenapa saya tulis “jagoan” (dengan tanda kutip), soalnya Blitz yang diposisikan di bawah Edge sudah lama melempem, ndak ada taringnya. Namanya semakin tenggelam dengan kehadiran Vega, Revo, dan (dulu) Smash.
Sebenarnya sih saya berharap si Blitz ini diganti saja dengan Edge-sepenuhnya. Umurnya sudah layak untuk di daur ulang, butuh suntikan doping lebih. Tapi ternyata Edge diposisikan Kawasaki sebagai pendamping Blitz…hmmm

Blitz
Sesuai kodratnya, lawan berat Blitz adalah Absolute Revo, Vega series, dan (agak berat) Smash. Harga Blitz standar Rp 11 juta, jelas dibawah pesaingnya, kalau kita berpatokan pada harga Blitz jelas menang. Terus ke performa, Blitz no problem lah, menurut testimoni pengguna dan mekanik motor ini karakternya stabil dan nyaman.
Masalahnya dari awal diluncurkan sampai sekarang, Blitz minim facelift. Karakter orang Indonesia yang bosenan telak memukul penjualan Blitz. Vega sudah beregenerasi total beberapa tahun lalu, lalu muncul Vega ZR. Begitu juga dengan Supra Fit lalu Fit X lalu Revo lalu sekarang Absolute Revo. Smash juga sempat facelift beberapa tahun lalu. Blitz masih berkutat dengan yang itu-itu saja.
 
Duo Blitz-Edge
Secara value Blitz-Edge punya kans lumayan buat melawan para raksasa. Bukan melindas sih, cukup dilawan saja, asal jangan malah balik dilindas. Mengapa? Langkah duo ini masih terhambat Blitz yang uzur dan tentu saja brand image Kawasaki yang hmmm…bukan spesialis motor murah.
Kalau bicara tentang pendapat saya soal keberhasilan keduanya jujur saja tidak tinggi-tinggi amat. Athlete pun penjualannya masih dianggap jauh daripada kompetitor, meskipun ini bukan produk dengan value underdog. Buat saya sih hal yang sama sepertinya akan terjadi juga pada duo ini. Harapan saya buat total penjualan keduanya yah ndak jauh beda dengan Smash, itu sudah cukup bagus.
Apa yang bisa dilakukan dewi penyelamat buat duo ini?
Setelah bertelor Ninja 250, KLX 150, dan motor-motor premium lainnya, Kawasaki bisa memanfaatkan momen. Dari sisi advertising bisa saja menggunakan iklan ala Blade yang mengklaim turunan motor sirkuit. Buat saja yang heboh, sedikit hiperbola juga boleh soalnya konsumen sini suka yang begini-begini.
Nah kalau sudah mantep kan bisa agak plong jalannya..oke???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar